Ketika
semua orang beramai-ramai berpesta demokrasi dengan menggunakan suaranya untuk
memilih. Saya sendiri kelabakan mencari tempat dimana saya bisa berpartisipasi
dalam pesta 5 tahun sekali ini. Detik-detik terakhir sebelum TPS tutup, Saya
bolak balik dari satu RT ke RT untuk mencari tahu, dimana saya bisa memilih?
Mulanya,
saya ke TPS XX, saya mencari tahu, bisakah saya mendaftar untuk memilih. Karena
berdasarkan beberapa sumber, saya yang tidak memiliki undangan masih bisa
menggunakan suara kita di TPS terdekat pada jam 12 - 1 siang. Dengan membawa
KTP/ ID lainya, nantinya saya akan menggunakan surat suara cadangan. Panitia
TPS tersebut membenarkan ada nya peraturan tersebut, namun sayangnya saya tidak
berada dalam lingkup RT tersebut. Jadi saya di rekomendasikan pindah ke TPS XXX
yang terdiri dari RT 03-06.
Sampai
di sana, saya berbicara dengan petugas dan menjelaskan bahwa saya ingin
mencloblos tapi tidak memiliki KTP setempat. Lalu petugas tersebut melemparkan
saya kepada ketua panitia TPS tersebut. Beliau mengatakan tidak ada cara lain
untuk warga yang tidak memiliki KTP setempat selain dengan membawa A5. Bahkan,
beliau menyuruh saya membaca pasal-pasal KPU untuk membenarkan bahwa tidak ada
cara lain selain membawa A5. Tidak lama kemudian beberapa warga yang tadi saya
temui di jalan untuk menanyakan lokasi, berdatang dan memastikan saya dapat
menggunakan hak saya. Namun ketua panitia tersebut tetap bersikukuh menolak
karena tidak memiliki A5.
Padasaat
saya jalan pulang, ada seorang bapak dan istrinya bertanya,
“mba,
bisa ngak nyoblos?” Tanya bapak tersebut sambil keluar pagar
“Ngak
bisa pak, butuh A5” Sambil pasrah
“Kok
gitu? Harusnya bisa lho mba”
“Ngak
ngerti pak sama sistemnya” jawab saya.
Akhirnya,
saya harus pulang dengan kecewa saya tidak bisa menggunakan hak saya untuk
memilih. Mungkin kesalahan saya tidak mempersiapkan A5 dari sejak pileg
kemarin. Tapi satu hal yang membuat saya bangga, ternyata solidaritas warga
sangat tinggi dalam menjalankan pesta demokrasi. Beberapa orang membantu saya,
agar saya bisa menggunakan suara saya. Walaupun kita sama-sama tidak tahu
peraturan mana yang berlaku. Antusiasme warga di lingkungan saya sangat terasa, seakan mereka sudah lama tidak berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini. Sangat berbeda dengan pileg kemarin yang kurang peminatnya dan bahkan hening (ini serius, hening karena kebinggungan banyak nama didalam kertas suaranya)
Sebagai
penutup, saya berharap pemilu kali ini berjalan dengan aman dan kondusif tanpa
ada kecurangan. Dan semoga pemilu selanjutnya saya bisa menggunakan hak pilih saya
J
No comments:
Post a Comment