Papandayan, Me and Them

WHAT A BEAUTIFUL Journey! 

Sumpah gue ngak pakai lebai tapi I was SUPER EXCITED pas menginjak kan kedua kaki gue di gunung yang terletak di Garut - Jawa Barat ini. Really PROUD of my self karena gue bisa melewati one of my 21Challenges! (Jadi ceritanya gue ada 21list gitu selama umur 21 tahun). I learn a lot from this short journey! Hopefully my sharing will motivate you guys to grab what u want! 

This weekend bertepatan dengan Halloween, where every one are ready for halloween party! Me and 3 others: Silvia, Sisca, Ricky memilih untuk hiking (Ceritanya anak-anak anti mainstream hahahaha) So, we start our journey from Kampung Rambutan sampai di terminal garut! Sesampainya di teriminal, kita disambut oleh dinginnya kota Garut! BEH! ini luar biasa dingin nya, ditambah lagi baju nya kita kayak baju anak-anak ABG mau lari pagi di GBK (pakai legging, kaos, jaket parasut) #salahkostume. Sembari nunggu angkot, kita makan bubur dulu, awalnya kita sharing gitu 1 mangkok bedua (sok sok centil mau diet), EH! ujung-ujungnya nambah jadi 4 mangkok #mabokbubur. Dan ini yang bikin gue suka sama ini kota; semuanya MURAH! bubur ayam hanya dan cuma 5.000/ porsi (TAU NGAK?!? Rasanya melebihi bubur Kamseng + banyak banget daging ayamnya) 

Selesai makan, kita masuk ke angkot yang sebenarnya bukan angkot (ngak tau deh apa namanya). 1 mobil di paksa masuk sekitar 13 orang gitu, can you imagine!? How was the inside of car? Penuh sesak dan rasanya habis ini kita ngesot! Terus kita jalan melewati perumahan warga, di kiri dan kanan kami terlihat sawah yang hijau (maklum anak kota jarang lihat sawah) sampai di sebuah kampung dekat kaki gunung. Kita harus ganti mobil lagi neh, dari angkot ke mobil pick up (kita kayak sapi yang siap di potong). Sampai di kaki gunung, gue sama temen gue melakukan persiapan yaitu; PHOTO-PHOTO (maklum we are asian, dimanapun harus photo) Dan you know, kita mulai jadi bahan tontonan karena keberisikan kita (ya udah lah ya) and our journey begins here!!!!! We're coming 2.600 M!!!! 

Dari kaki gunung neh sampai ke area kawah belerangnya, kita disungguhkan permandangan yang luar biasa! langit biru yang bersih dan terik matahari yang menyegarkan (ngak lebai ya, mataharinya beda sama yang diJakarta!) dan inilah saatnya memanjakan mata sejenak dengan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Bener-bener bikin gue semakin exciting! view macam apa yang bakal gue dapet on the top of papandayan. Honestly, gue sih kebanyakan istirahat; heart beat gue kayak lagi konser dag dig dug dengan kecepatan 100km /detik #hiperbola, sangking baru pertama kalinya naik gunung. (Secara gue grow up di daerah pantai, jadi ngak ada fisik buat naik gunung) Tapi gue ngak NYESEL! banyak istirahat, I can enjoy the view and forget everything #padahallagigalau. 

Well, selama gue naik neh, gue perhatikan our guide: Koko selalu say hi atau basa basi ke semua orang, gue binggung dia memang terkenal atau sok SKSD gitu ya. And he does the same things sampai kita turun gunung!!! #tepuktangan. Pas gue lagi jalan neh, ada juga yang bilang permisi-permisi, gue jadi ikut-ikutan bilang permisi tapi kenapa gitu ya? terus gue lihat temen-temen gue juga di permisi-in dari mereka. Ehmm mungkin mereka lelah jadi permisi melulu. TAPI TERNYATA NGAK! mereka sebenarnya mencoba untuk menyapa kita lewat kata permisi, dari pemisi pasti dung kita bales oh iya atau silakan. Dari situ lah the real communication happens! (cie anak komunikasi kumat) kita ngak fokus dengan gadget tapi kita fokus dengan manusia disekitar kita (for information: di atas ngak ada sinyal dan ternyata kita bisa kok hidup tanpa social media!!!! #tepuktangan) dari kata permisi, sebuah pecakapan bisa berkembang menjadi kalimat tanya "dari mana dek?" haiyaaaa #modus. Entah kenapa gue ngerasain gue bener-bener enjoy ngomong sama manusia tanpa harus lewat perantara gadget or social media or whatever lah. 

So, selama dijalan ya kita selalui mencoba untuk berinteraksi dengan kata "permisi" dengan para pendaki sampai akhirnya di camp pun kita bilang permisi dengan penghuninya (ini baru namanya the real halloween). Padasaat kita sampai di spot untuk membangun tenda kita, kita disambut oleh para pendaki lainnya yang lagi masak-masak untuk makan siang. Dan spuriously, kita dapet WELCOME DRINK; segelas teh manis dari tena tetangga. OH MY GOODNESS, pada saat itu juga gue merasa diterima gitu dari mereka karena sebelumnya selama perjalanan kita dilihatin orang dan mungkin di anggap manusia aneh karena naik gunung pakai running shoe dan outfit kayak mau ke lari di GBK. Gue rasa ini moment dan hal yang paling unforgettable yaitu KEKELUARGAAN! kekeluargaan bukan berati harus punya ikatan darah tapi kekeluargaan disini di interpretasikan dalam sebuah ikatan yang kuat antar sesama pendaki, dimana kita harus saling care dan tolong menolong. (bacot banget ne gue) tapi beneran lho, kalau kalian mendaki coba rasakan hal ini, pasti kalian bakal amaze sama moment ini. 

Banyak banget cerita-cerita kita selama perjalanan, here's our SILLY and FUNNY moments yang dilakukan oleh kami manusia gila: 

1. WORK OUT untuk manasin badan 

You know!!!!! di papandayan dinging-nya parah! sangking kedinginan, gue-Silvia-Sysca sit up and ngeplank untuk manasin badan hahahaha, sounds stupid sih tapi it works! at least we feel warmer lah ya. 

2. Mau ke toilet? NGANTRI 1 Jam 

Sayangnya gue terlahir sebagai kaum hawa, kita sih ngak complaint tapi cuma sharing kok, kalau mau ke toilet ngantri 1 jem lah, ini bagus banget buat kita latihan menahan kantong kemih!!! 

3. Makan Kacang Edamame MENTAH! 

Dear silvia sayang; ternyata yaa itu edamame yang sudah dikupas bukan berarti siap dimakan T.T Kita tetep harus masak dulu, at least di boil gitu dan alhasil 1/2 bungkus habis sama gue! Poor me 

4. Air Aqua versi Gunung Papandayan

Awalnya kita pada ngak mau minum air gunung sampai akhirnya kita kehabisan air botolan dan terpaksa minum air gunung dan jadi ketagihan air gunung! hahahaha 

5. Bunga Edelwise yang malang 

Papandayan memiliki savanna bunga edelwise yang Indian. Karena terlahir dengan tangan yang gatel lihat barang bagus! Edelwise-nya dipetik dan bawa pulang hahahaha, #janjingakmetiklagi #janganditiru

6. Dilema Pinjem Bendera 

Pas lagi photo-photo di hutan mati, lagi ada segerombolan anak-anak pendaki yang lagi photo pakai bendera merah putih terus gue sama temen-temen diskusi neh how to borrow it? At the end, kita di pinjemin berkat bantuan our guide; koko yang dateng samperin mereka! hahahaha, #kitangakpunyanyali 

So, selama dua hari ini, rasa cape gue terbayar sudah dengan melihat lanscape yang menakjubkan, boombastis, cetar membahan dan apa lah itu. Gue merasa bangga jadi orang Indonesia, karena Indonesia punya tempat yang sangat teramat luar biasa. Kecantikan alam dan kesejukanya papandayan akan selalu menyelimutiku #LEBAI Pokoknya, one day gue pengen balik lagi kesini. 

SALAM DINGIN, 

Hannah Manuela