Wikipedia

Search results

Monday, 21 April 2014

Media, Pedang Bermata Dua.



Beberapa minggu belakangan ini, semua media sedang dihebohkan dengan pemberitaan tentang pencabulan anak. Dari pencabulan anak di salah satu TK Internasional hingga berita pencabulan balita 18 bulan oleh ayahnya sendiri yang juga seorang anggota TNI di Medan, Sumatera Utara[1]. Bermula dari kejadian kriminal di ibu kota, sekarang menjalar menjadi sebuah mimpi buruk bagi orang tua di seluruh Indonesia. Media tidak mau kehilangan kesempatan, media beramai-ramai mengangkat topik  pelecehan dan pencabulan anak yang dikarenakan memiliki NEWS VALUE, dimana para audience memiliki ketertarikan untuk membaca, mendengar bahkan mencari tahu berita tersebut. News Value ini menjadi sebuah nilai jual yang menguntungkan.  Maka dari itu, segala macam pemberitaan tentang tindakan pencabulan atau pelecehan seksual dibawah umur seakan menjadi trending topic bernilai jual tinggi. Dan hal ini mengingatkan saya terhadap sebuah pernyataan di dunia media; Bad News is Good News. 

Peran media dalam mengangkat berita ini sangatlah menarik, karena media seperti pedang bermata dua; misalnya mengungkap berbagai kasus-kasus pelecehan atau pencabulan anak lainya di tanah air. Sebelum kejadian pelecehan anak TK internasional beredar, media hanya mengangkat sebagian kasus pelecehan terhadap anak smp atau sma. Namun, semenjak berita anak TK ini terkuak, media mampu menyuarakan lebih banyak kasus seperti ini yang terjadi di daerah. Di satu sisi lainnya, media juga seperti pedagang musiman yang menjajakan daganganya hanya pada masa-masa panen untuk memperoleh keuntungan. Media menjadikan kejadian ini sebagai sebuah bisnis untuk meningkatkan nilai jual beritanya.




Pengaruh media dalam memberitakan kejadian ini  menjadi keprihatinan saya, karena seakan-akan media memberikan mimpi buruk kepada penonton, khususnya orang tua yang memiliki anak kecil. Sangking terlalu banyaknya pemberitaan tentang kasus pencabulan anak, kebanyakan orang tua mulai resah dan merasa anak-anaknya tidak aman. Padahal anaknya baik-baik saja. Namun kecemasan orang ini, menjadi boomerang bagi sang anak untuk bebas menjalani kehidupan sebagai seorang anak kecil. Orang tua semakin memperketat kontrol terhadap anaknya. Baik memang, namun semakin orang tua mengkonsumsi berita seperti ini, orang tua akan semakin menjadi super protektif terhadap anak. Makadari itu, sebagai orang tua pun harus pandai menyaring berita. Jangan sampai orang tua terbawa oleh pengaruh penyampaian berita oleh media. Silakan menanggapi :) 









[1] http://www.jpnn.com/read/2014/04/19/229364/Anggota-TNI-Dilaporkan-Cabuli-Balitanya-




No comments:

Post a Comment