"KEH-chahk" demikianlah pengejaan nama sebuah tarian terkenal yang berasal dari pulau dewata,Bali. Tarian massal yang dijuluki sebagai "Tarian Api atau Tarian Monyet" yang pada umumnya di lakukan oleh para kaum pria, dan melibatkan setidaknya 50-150 penari dalam setiap pertunjukannya. Tarian yang di ciptakan oleh Wayan Limbak dan Walter Spies pada tahun 1930-an, sudah mencuri perhatian wisatawan local maupun mancanegara. Namun tidak banyak wisatawan yang menyadari bahwa tarian kecak ternyata memiliki sebuah sisi mistis yang dapat membuat jantung anda berdetak seirama ketukan musik kecak.
Sebelum melakukan tarian ini,
para penari diharuskan untuk melakukan berbagai persiapan. Di mulai dari persiapan
spiritual, karena tarian ini berasal dari jenis tari sakral "Sang Hyang" [1], dimana para penarinya
akan kemasukan roh halus dan dapat berkomunikasi dengan dewa atau leluhur. Bagi
masyarakat Hindu,
ritual tarian ini dapat mengusir roh-roh jahat. Lalu persiapan lainnya, para penari diwajibkan
menggunakan kain bercorak kotak-kotak persegi dengan warna hitam-putih seperti papan catur
atau sering di sebut sebagai kain Saput Poleng. Kain ini memiliki makna
filosofis yang direfleksikan dari kehidupan kita yaitu baik dan buruk
yang dalam kehidupan agama Hindu.
Selama pertunjukan
berlangsung, penonton akan disajikan musik dari para penari. Tapi tidak seperti tari bali lainnya
menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak
ini memadukan seni dari suara-suara mulut atau teriakan-teriakan seperti
"cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak. Ritme yang diucapkan oleh
para penari dapat menghadirkan aura mistis bagi penonton.
Walaupun
tari kecak memiliki unsur mistis, tidak ada salahnya bagi anda yang sedang
berlibur di bali untuk dapat menyaksikan dan menikmati tarian kecak sebagai sarana
hiburan. Pada umunya, tari kecak diselenggarakan di daerah-daerah wisata,
seperti: Uluwatu dengan harga tiket 75.000. Dan Anda akan dimanjakan alur
cerita yang menarik dan kepiawaian para penari.
[1] Sebutaan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu
Dharma masyarakt Bali.
Written in October 2013
belum pernah kesampaian nonton langsung tarinya, :(
ReplyDeleteHahaha, kau ke sijuk sajak nonton e.
ReplyDelete